Sabtu, 22 Agustus 2015

CERPEN: WANITA MALAM

WANITA MALAM
Oleh: Cipta Ningrum Dyah Anggraheni

Seperti malam-malam sebelumnya, aku berdiri di sebuah jembatan. Menanti mobil yang rela berhenti untuk menumpangiku. Bukan menumpangiku ke rumah, namun ke hotel ataupun tempat penginapan. Jangan kaget, ini memang pekerjaanku. Orang mengatakan aku PSK. Tapi aku rasa panggilan itu terlalu kejam untukku. Walaupun aku tak pernah memikirkan betapa kejamnya dunia yang tak pernah berpihak padaku.
Bagaimana tidak? Aku hidup sebatang kara. Orang tuaku meninggalkanku ketika aku masih SMA. Tak usah bertanya mengapa mereka meninggalkanku. Ceritanya panjang. Sedangkan sedari kecil aku sudah kenyang dengan cacian orang yang mengatakan bahwa aku ini anak haram. Bayangkan saja betapa menyakitkannya hidupku. Dikucilkan banyak orang, dijauhi semua teman, ditinggalkan semua keluarga. Aku harap kalian tak pernah merasakan apa yang aku rasakan.
Aku masih berdiri di atas jembatan ini, menanti seorang lelaki hidung belang yang akan menjadi pelangganku yang hingga kini belum juga datang. Entah apa yang terjadi. Rupanya pundi-pundi rezeki kali ini tak mengarah kepadaku.
Angin musim hujan yang berhembus dari utara semilir menyapu tempat ini. Angin itu membawa lebih dari sekedar kesejukan. Bahkan membuat bulu kuduk ini berdiri. Ratusan jangkrik bercengkrama riuh di sekitar semak belukar. Terkadang mereka berloncatan riang kesana-kemari. Terkadang hinggap di rerumputan yang basah. Kulihat beberapa manusia berpakaian putih berjalan beriringan. Mimpikah aku? Apakah mereka adalah malaikat yang akan menjemput dan mencabut nyawaku?
Aku mencoba mengikuti mereka. Rupanya mereka menuju ke sebuah masjid. Sungguh indah masjid itu. Lampunya menyala dengan terang, seolah menggambarkan indahnya surga. Kubahnya yang hijau menambah anggunnya masjid itu. Di sebelahnya berdiri sebuah menara yang tinggi menjulang menyuarakan lantunan adzan. Betapa merdunya suara adzan ini, menghipnotisku untuk berjalan menuju masjid.
Langit bagai kanvas putih dengan sapuan kuas kemerahan. Di ufuk timur mentari perlahan merekah seumpama mawar merah yang mekar di musim semi. Sinar merah mula-mula menyepuh bebatuan yang ada di sela rerumputan. Lalu menyepuh pucuk menara Masjid Al Ikhlas. Lalu perlahan menyepuh kubah hijau masjid itu. Warna merah kemudian berubah menjadi warna oranye kekuningan. Lalu sempurnalah sinar putih terang, dan seantero dunia terpapar hangatnya sinar matahari yang jernih keperakan.
Aku masih terbaring, ditunggui seorang lelaki bersarung yang tampak berjuang melawan rasa gelisah yang menyerangnya. Rupanya dia mengkhawatirkanku yang sedari tadi tertidur pulas di gerbang masjid. Lelaki itu melambaikan kelima jari tangan kanannya di depan wajahku untuk membuktikan apakah aku telah terjaga. Sementara aku terkaget melihat tangan kirinya yang memegang tongkat. Berkali-kali aku mengedipkan mataku, memastikan bahwa lelaki itu adalah manusia. Bagaimana tidak? Parasnya yang bersinar putih bersih membuatku merasa bahwa aku telah berada di surga bersama dengan sesosok malaikat tanpa sayap.
“Mbak, bangun mbak. Jangan tidur di masjid.”
Malaikat itu menyapaku. Tersenyum simpul padaku. Menyuruhku untuk pindah dari tempat itu. Ya! Aku tertidur, bukan, aku tertidur pulas di gerbang masjid, dengan mengenakan “pakaian dinas” yang tak pantas untuk dijadikan kostum untuk sekedar masuk di dalamnya. Masjid Al Ikhlas.
Masjid  itu kini menjadi saksi perjumpaan kami yang pertama. Perjumpaan yang tak pernah terlupa hingga akhir usia. Tuhan memang selalu menyimpan rahasia-rahasia besar melalui takdir-Nya. Siapa yang menyangka, setelah sekian lama tak ke masjid, kakiku seperti tersihir untuk terus berjalan menuju teras masjid itu. Hanya sampai teras. Hati ini rasanya masih belum pantas untuk hanya sekedar duduk, berdiam diri, meratapi segala dosa  dalam diri, dan mensyukuri nikmat yang telah banyak Tuhan beri.
Namun upayaku untuk tahu diri telah mengalahkan segalanya. Bergegas aku beranjak dari tempatku berdiri sedari tadi. Berlari menuju tempat yang diberi nama ketenangan. Namun tak jua kumenemukannya. Entah mengapa, ingin rasanya kuberbenah diri, memperbaiki segala apa yang ada di dalam diri. Dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Sesampaiku di rumah, aku berlari membuka lemariku, mencari sehelai kain yang telah lama tak kupakai. Yang kuingat, kain itu pernah aku pakai saat kepergian almarhumah nenek 5 tahun yang lalu. Kerudung. Kerudung itu kini tak lagi putih seputih dulu. Kusam, sekusam hatiku yang tak pernah memperbanyak zikir penyubur iman. Baru kini kusadari bahwa hamba telah lama tersesat di jalan kegelapan. Telah jauh hamba mendaki puncak kemaksiatan. Sesak rasanya udara yang kuhirup selama ini.
Namun setelah kupakai kain itu di kepalaku, seketika itu juga angin segar berhembus padaku. Kerudung itu yang menyadarkanku bahwa ternyata Tuhan-lah yang menuntunku kembali ke jalan yang benar. Meski merasa tak pantas, namun ini mampu mengobati kepedihan hati.
Akhirnya kuputuskan untuk berhijab. Meski taatku masih setinggi mata kaki. Meski imanku masih kian bersembunyi. Namun kali ini aku memberanikan diri. Melangkahkan kaki menuju masjid itu lagi. Dan saat kudengar adzan di masjid itu, bergegas aku mengambil wudhu. Astaga! Aku bahkan lupa cara berwudhu!
Karunia Tuhan memang tiada habisnya. Aku mendengar suara yang menuntunku untuk membasuh tangan, muka, ubun-ubun, lalu kaki.
“Setelah itu, ikuti saya membaca do’a setelah berwudhu.”
“Do’a setelah berwudhu?”
Asyhadu Allaa Ilaaha Illalloohu Wahdahuu Laa Syariika Lahu Wa Asyhadu Anna Muhammadan 'Abduhuuwa Rosuuluhuu, Alloohummaj'alnii Minat Tawwaabiina Waj'alnii Minal Mutathohhiriina
 “Lain kali, kalau mau wudhu, di tempat wudhu wanita yaa..”
“Terima kaa…..”
Aduh! Malu rasanya diri ini. Dan setelah aku menoleh  ke belakang, ternyata itu adalah suara malaikat yang menyapaku tadi pagi. Bukan, itu adalah suara seorang pria pincang yang membangunkanku saat tertidur subuh tadi. Namun ketika aku ingin mengucapkan terima kasih, pria pincang itu telah berjalan dengan tongkatnya menuju tempat sholat.
Aku sholat. Jangan tanyakan kesalahan apa yang aku lakukan pada saat sholat, karena kau pasti akan tertawa. Seluruh jama’ah menoleh padaku. Mungkin mereka merasa bahagia dengan kedatanganku, merasa ada jamaah baru yang bisa mereka ajak untuk masuk ke dalam surga bersama mereka. Mereka mengatakan padaku bahwa setelah ini akan ada pengajian dari imam masjid ini. Dan lelaki pincang itu ternyata adalah imam Masjid Al Ikhlas.
 “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 59)”
“Jadi, ibu-ibu sekalian, mulai saat ini, marilah kita menyempurnakan hijab kita. Agar hati kita menjadi bersih dan diri kita menjadi lebih baik. Cukup sekian ceramah dari saya. Wassalamu’alaykum wr. wb.”
Mimpi apa aku semalam, aku seperti terlahir kembali. Seharian aku merasa telah melakukan sejuta kebaikan. Behijab, berwudhu, sholat berjamaah, mendengarkan pengajian, lalu seorang ibu paruh baya pun menyodorkan kotak sedekah padaku. Tanpa pikir panjang aku mengeluarkan beberapa receh uang logam dari saku kananku. Lengkap sudah ibadahku hari itu.
***
Menjadi wanita malam memanglah sebuah pilihan. Tinggal memilih menghabiskan malam untuk apa. Setahun sudah aku memilih menghabiskan malam dengan tahajud, zikir dan berdo’a. Setahun itu pula aku memilih jalan lurus yang kutempuh dengan seorang lelaki pincang yang tak sengaja kutemui di Masjid Al Ikhlas. Kau pasti tak pernah menyangka. Lelaki itu kini adalah.

Suamiku.

4 komentar:

  1. Numpang Promo ya admin ^^

    ** www.MantapQQ.com **
    Rasakan kenyamanan Bermain
    Fair Play hanya di Mantap QQ

    *Bonus Cash Back 0.3% untuk semua player
    *Bonus Refferal 15% seumur hidup

    Minimal Depo WD 20 ribu
    Proses Depo WD tercepat......


    1 User ID untuk 6 Game Populer
    Bandar Q
    Domino99
    Poker Online
    Adu Q
    Capsa Susun
    Bandar Poker

    Info Langsung
    *Pin BBM : 2EA0D276
    *Skype : mantapqq
    *phone : +855 9649-732-59
    *Ym : mantap.qq@yahoo.com

    DAFTAR = www.mantapqq.com

    BalasHapus

  2. KUMPULAN SITUS SEPUTAR FILM BIOSKOP DAN LIVE STREAMING BOLA YANG TERUPDATE SETIAP HARI NYA :

    http://layarkaca21indo.com/ >>> situs kumpulan film bioskop terbaru dan terupdate Setiap Hari Nya

    http://dramasemi.com/ >>> Situs Perkumpulan Film Biskop Drama Semi Terupdate Setiap Hari Nya Dan Yang Bakal Membuat Anda Semakin Berimajinasi Saat Menonton nya ^_^

    http://lihatbola.com/ >>> situs LIVE STREAMING bola online HD , TV streaming , dan lain lain tanpa lemot dan tanpa jedah

    BalasHapus