Sabtu, 02 Mei 2015

Dongeng: WORTEL TIKO



WORTEL TIKO
Oleh: Cipta Nindya
Di sebuah kebun wortel yang luas, hiduplah dua ekor kelinci yang bernama Mino dan Tiko. Setiap kali wortel akan dipanen oleh pak tani, mereka sudah terlebih dahulu memanen wortel tersebut. Pak tani sudah berulang kali mengejar mereka tapi mereka berhasil melarikan diri. Sampai-sampai pak tani merasa bosan. Pada suatu hari, masa panen pun tiba. Mino dan Tiko bangun pagi-pagi sekali.
“Ayo cepat bangun, Mino. Aku tidak mau pak tani mendahului kita,” Tiko membangunkan Mino yang masih nyenyak tertidur.
Merepa bersiap menuju ke kebun. Namun sayang, di kebun sudah ada pak tani yang tengah memanen wortel-wortel segar. Rupanya kali ini pak tani tak mau kalah dengan dua ekor kelinci ini.
“Lihat kan? Kita terlambat. Ini semua gara-gara kamu yang bangun kesiangan!” Tiko memarahi Mino.
“Iya, iya. Aku yang salah. Maafkan aku ya…” Mino mengakui kesalahannya.
“Mulai besok, jangan bangun kesiangan lagi ya,” lanjut Tiko menasehati.
Tiko memang sangat berambisi untuk mengambil hasil panen pak tani. Ia selalu menghalalkan segala cara agar dapat memperoleh apa yang ia inginkan. Lain halnya dengan Mino. Mino selalu bersyukur atas apapun yang ia peroleh.
Keesokan harinya, Mino dan Tiko bangun pagi-pagi sekali. Mereka bangun sebelum matahari terbit. Mereka segera berlari menuju ke kebun. Ternyata pak tani sudah berada di kebun tersebut. Tetapi mereka tak kehilangan akal. Mereka mencari lahan yang belum dipanen oleh pak tani.
“Lihat Tiko! Disana ada wortel yang masih belum dipanen!” Mino berlari menuju wortel tersebut. Tiko mengikuti. Tiko berlari lebih kencang daripada Mino.
“Aku mau yang ini! Yang ini daunnya lebih lebat dan segar. Pasti wortelnya pun juga besar.”  Tiko merebut wortel pilihan Mino.
“Baiklah, kalau kamu mau wortel yang itu, aku akan memilih wortel yang ini. Walaupun daunnya sedikit, semoga wortelnya besar.”  Ucap Mino penuh harap.
“Ya tidak mungkin lah! Jelas-jelas wortel yang aku pilih ini daunnya tampak lebat. Pasti wortelnya besar dan segar. Hahaha….” Tiko semakin sombong.
Saat pak tani sudah meninggalkan kebun, dengan segera mereka menggali tanah agar bisa mendapatkan wortel yang mereka inginkan. Setelah selesai menggali, ternyata wortel yang dipilih oleh Mino sangat besar, warnanya orange segar. Sangat berbeda dengan wortel yang Tiko pilih. Wortel Tiko ternyata kecil, sudah busuk pula. Tiko merasa heran dengan wortel yang telah ia pilih. Ia tidak percaya dan merasa iri dengan wortel yang didapatkan.
Tiko tidak tega melihat Mino yang bersedih. Ia membagi wortel miliknya membagi dua, kemudian memberikannya kepada Mino.
“Terima kasih Tiko. Kau memang temanku yang paling baik. Aku berjanji tidak akan sombong lagi.” Mino berterima kasih sambil memeluk Tiko.
“Tidak apa-apa, Mino. Kita memang tidak boleh menilai sesuatu dari tampilan luarnya saja. Karena belum tentu apa yang tampak bagus dari luar, bisa jadi busuk di dalamnya.” Mino menasehati.
“Iya Tiko. Aku mengerti sekarang.” Ucap Tiko sambil tersenyum.
“Nah, ayo kita makan wortel ini bersam-sama.” Mereka pun memakan wortel dengan lahap dan memperoleh pelajaran berharga dari kejadian ini. Bahwa kita tidak boleh menilai sesuatu hanya dari luarnya saja. Kita harus bijaksana dalam mengambil semua keputusan.

2 komentar: